Ga’de-Ga’de Pustaka Sebagai Strategi Tingkatkan ki Kegemaran Membaca

BugisPos, Makassar — Dinas Perpustakaan Kota Makassar terus berupaya meningkatkan kegemaran membaca masyarakat, salah satunya melalui Ga’de-Ga’de Pustaka. Ga’de-Ga’de Pustaka ini memadukan tiga kegiatan, yakni mini pustaka, kios dagangan dan konter penjualan pulsa/paket data. Program ini menggandeng Telkomsel sebagai mitra.

Meski begitu, untuk menghidupkan aktivitas membaca di Ga’de-Ga’de Pustaka, diakui tidaklah mudah. Apalagi program ini baru hadir setahun, tepatnya pada tahun 2022. Hal ini terungkap dalam diskusi ringan di rumah Fenny, pengelola Ga’de-Ga’de Pustaka, pada Sabtu, 11 Maret 2021.

Kartini Ismail, Ketua Ibu-Ibu Relawan Baca Kota Makassar, sore itu, mengundang Rusdin Tompo, pegiat literasi dan penulis buku, untuk datang berbagi pengalaman dan semangat seputar aktivitas literasi. Selain Fenny, Kartini Ismail, dan Rusdin Tompo, hadir pula Faisal, yang akrab disapa om Yopi, Ketua RT 02/RW 04 Kelurahan Baji Mappakasunggu.

Rusdin Tompo melihat potensi yang bisa dikembangkan. Dia menyarankan cara memperbarui koleksi buku-buku Ga’de-Ga’de Pustaka, dengan model pinjam pakai selama sebulan. Cara ini juga untuk mengurangi kekurangan koleksi dan keterbatasan rak penyimpanan buku.

Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Sulawesi Selatan itu mencontohkan, buku-buku yang dipinjam-pakai itu bisa saja dari perpustakaan kelurahan, perpustakaan kecamatan, atau dari perpustakaan Kota Makassar. Bisa pula dari pihak lain, tapi disesuaikan dengan jenis dan tema buku yang ingin dibaca, berdasarkan hasil survei kecil-kecilan.

Pemanfaatan akses internet dan gawai untuk membaca buku-buku digital, juga bisa jadi alternatif solusi. Apalagi link buku digital secara gratis sebenarnya sudah tersedia.

Dalam obrolan itu juga berkembang pemikiran, bagaimana bentuk partisipasi warga. Disarankan, agar pelibatan ini selain menyasar kelompok orangtua, khususnya ibu-ibu, juga remaja dan anak-anak. Anak-anak bisa diajak jadi pustakawan lorong.

Kegiatan-kegiatan lomba yang sifatnya kreatif dan rekreatif dirasakan perlu juga diadakan. Feny dan om Yopi menyampaikan, mereka pernah bikin lomba menggambar, tapi begitu selesai diumumkan, hasilnya disimpan. Rusdin menyarankan, kalau nanti diadakan lomba menggambar atau mewarnai, semua karya peserta dipajang di pagar rumah warga. Sehingga semua orang bisa melihat dan memberi apresiasi. Jadi, ada lomba dan pameran karya.

Terkait lomba menggambar ini, ada rencana mengadakan lomba street art. Bentuk kegiatanya, antara lain anak-anak menggambar dengan menggunakan kapur tulis di atas paving blok yang ada di lorongnya. Selesai lomba, gambarnya bisa dihapus. Namun aktivitasnya bisa jadi konten untuk YouTube dan medsos lainnya.

Kegiatan baca puisi, mendongeng, memotret lorong dengan smartphone, serta permainan tradisional, juga bisa jadi daya tarik dan cara menghidupkan Ga’de-Ga’de Pustaka. Halma, ular tangga dan permainan sejenis bisa juga jadi bagian dari fasilitas dan aktivitas menghidupkan Ga’de-Ga’de Pustaka. Begitupun dengan kegiatan diskusi untuk membangun kesadaran kritis warga, terutama kalangan anak-anak dan remaja, bisa pula dilakukan.

Lokasi Ga’de-Ga’de Pustaka ini berada di depan rumah Fenny, di Jalan Baji Ati, tak jauh dari Kantor Lurah Baji Mappakasunggu, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar. Meski berada di dalam lorong, tapi suasananya nyaman dan bersih. Di depan rumah-rumah warga tumbuh aneka bunga yang terawat baik.

Ga’de-Ga’de Pustaka ini dikoordinir oleh Ibu-Ibu Relawan Baca, yang diketuai Kartini Ismail. Tugas Ibu-Ibu Relawan Baca lainnya, adalah mempromosikan peran perpustakaan dan meningkatkan kegemaran membaca di lingkungan keluarga dan masyarakat. Juga mendorong dan mengajak orang/lembaga berdonasi buku.

Fenny dan Kartini Ismail senang karena Ga’de-Ga’de Pustaka, atas dukungan om Yopi dan warga Jalan Baji Ati, mendapat apresiasi. Program inovasi Dinas Perpustakaan Kota Makassar ini masuk Top 50 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2023. (*)

Editor : Mahyul